<p style="text-align: justify;"> Pada sabtu (11/8), saniscara pon hari terakhir pujawali di Pura Pesimpangan Agung. Ida Sesuhunan Dalem Mataram napak pertiwi, dimulai dengan rangkaian prosesi upakara pujawali dari sore hari yaitu masyarakat menghaturkan pepranian ke Pura Pesimpangan Agung. Ini mencerminkan ungkapan rasa syukur dan sujud bakti masyarakat kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam berbagai manifestasinya. Begitu juga sebelum Ida Sesuhunan Dalem Mataram diiring ke Pura Pesimpangan Agung, juga dilaksanakan prosesi upakara dan pepranian di Pura Dalem Mataram. Selanjutnya pemangku, buat, beserta pengempon Pura Pesimpangan Agung mendak Ida Sesuhunan Dalem Mataram barulah Ida sesuhunan memargi ke Pura Pesimpangan Agung diringi gambelan baleganjur.                        </p> <p style="text-align: justify;"> Setelah Ida Sesuhunan Dalem Mataram melinggih di Pura, baru kemudian dihaturkan upakara dan juga masyarakat mulai melaksanakan persembahyangan agar selalu diberi perlindungan. Sebelum Sesuhunan Pura Dalem Mataram napak pertiwi masyarakat pengempon sudah bersiap ngaturang ayah ayahan seperti menabuh, nyungsung Ida Sesuhunan, menari jauk dan tarian sakral lainnya. Antusias masyarakat dalam ngaturang ayah ayahan sangat besar didasari rasa ikhlas dan sujud bakti kehadapan Ida Sesuhunan. Sesolahan yang diiringi gambelan dimulai dengan sesolahan barong, dilanjutkan dengan tarian jauk dan sampai puncaknya sesolahan Rangda yang mempunyai lelampahan tersendiri. Barong dan Rangda merupakan perlambang rwa bineda yg tidak bisa dilepaskan dari filosofi dalam Umat Hindu.</p> <p style="text-align: justify;"> Ida Sesuhunan Dalem Mataram napak pertiwi di hari terakhir yg juga hari penyineban pujawali di Pura Pesimpangan Agung.  Dimana setelah Ida Sesuhunan napak pertiwi maka akan diiring kembali ke Pura Dalem Mataram untuk dilinggihkan. Sebelum penyineban juga ada prosesi upakara yg dilaksanakan pemangku dan masyarakat pengempon Pura Dalem Mataram. (004 / KIM KKR)</p>